MORFUS BATANG POHON
( Laporan Praktikum Dendrologi )
Oleh
DINGIN PRAYOGA
1114151019
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batang tumbuhan pada dasarnya terbentuk sebagai akibat
adanya perkembangan dari meristem apical (meristem ujung) dari suatu tumbuhan.
Batang pohon dapat diibaratkan sebagai sumbu tubuh pohon yang memiliki sistem
percabangan maupun arah tumbuh cabang yang berbeda – beda.
Bagian-bagian yang terdapat pda batang tumbuhan meliputi
buku-buku batang, ruas batang, tunas ujung, tunas lateral, tunas kolateral,
tunas aksilar, tunas superposed, kulit batang, duri, cincin penumpu, dan
lentisel.
Batang pohon memiliki kondisi permukaan berbeda – beda
yang perlu mendapat perhatian seksama karena adakalanya semua kondisi permukaan
batang pohon menjadi ciri khas bagi suatu jenis pohon. Di samping itu, ada
kalanya kulit batang suatu jenis pohon memiliki getah dengan warna tertentu dan
getah tersebut menjadi ciri khas bagi suatu jenis atau famili. Oleh karena,
itu, dalam mengenal pohon sangat diperlukan pemahaman tentang sifat – sifat
batang pohon.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah:
1.
Menjelaskan kondisi permukaan
batang dan sifat getah yang terdapat pada batang dari setiap jenis pohon yang
diamati.
2.
Menentukan sistem percabangan
pada setiap jenis pohon yang diamati
C. Lokasi Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Arboretum Universitas Lampung, dekat jurusan
sosial ekonomi pertanian.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah spesies - spesies pohon yang berada di Arboretum Universitas Lampung.
Sedangkan alat – alat yang digunakan meliputi lembar pengamatan praktikum, buku
gambar, pisau, pena, pensil, dan kamera.
B. Cara Kerja
Hal-hal yang harus dikerjakan dalam
pengmatan morfus batang pohon antara lain sebagai berikut.
1. Mencari dua pohon yang jenisnya berbeda sesuai
jenis pohon yang ditentukan oleh dosen untuk diamati morfus batangnya.
2. Mengambil gambar dua pohon tersebut secara penuh
dengan kamera
3. Mengamati masing-masing pohon mengenai bentuk
batang,kondisi permukaan batang,dan sistem percabanganya.
4. Menggambar dengan pensil pada buku gambar mengenai
bentuk batang dan sistem percabangan setiap jenis pohon yang diamati.
5. Mengambil contoh kulit batang pohon dengan pahat
atau pisau. Bentuk pohon kulit pohon bisa segi empat berukuran 2 cm x 2 cm atau
3 cm x 3 cm, bisa berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran panjang sisi 2 cm
– 3 cm.
6. Mengamati contoh kulit batang, mencatat warna
kulit bagian dalam dan luar, serta mencatat aroma kulit bagian dalam.
7. Pada batang pohon yangdiambil kulitnya tersebut,
dipahat lagi pada bagian kayunya dan ditunggu 5-10 menit untuk melihat ada atau
tidak adanya getah, resin,damar,atau kopal.
8. Jika pada bagian batang yang dipahat keluar getah
atau zat ekstraktif lainnya, maka harus dicatat warna getah saat keluar dan
warna getah setelah kena udara selama 5-10 menit.
9. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan hasil
pengamatan bentuk batang, kondisi permukaan batang, sistem percabangan, arah
tumbuh dahan, serta jenis dan warna zat ekstratif.
10. Membuat laporan sementara dan laporan akhir
tentang hasil pengamatannya sesuai dengan petunjuk pada buku penuntun pratikum
ini.
III. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
diperoleh hasil:
Tabel Pengamatan
No.
|
Jenis
pohon
|
Bentuk
batang
|
Kondisi
permukaan batang
|
Jenis
dan sifat zat ekstraktif
|
Sistem
percabangan
|
Arah
tumbuh dahan
|
1.
|
Kayu
arang (Diospyros macrophylla)
|
Bulat
|
Beralur
dangkal
|
Tidak
ada
|
Monopodial
|
Datar
|
2.
|
Tanjung
(Mimusops elengi)
|
Bulat
|
Beralur
|
Tidak
ada
|
Simpodial
|
Condong
|
Gambar objek pengamatan :
Kayu arang (Diospyros macrophylla) |
Tanjung (Mimusops elengi) |
C.
Pembahasan
Praktikum kali ini berlokasi di arboretum
universitas lampung. Praktikum kali ini adalah pengamatan mengenai morfus
batang pohon. Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan. Adapun jenis atau spesies pohon
yang menjadi pengamatan adalah Kayu
arang (Diospyros macrophylla) dan
Tanjung (Mimusops elengi).
Bentuk batang pohon yang dimaksud adalah bentuk batang dilihat dari
penampang melintang dan kondisi permukaannya. Dilihat dari penampang melntang
batang pohon, maka bentuk batang dibedakan dau macam yaitu bentuk bulat dan
bentuk persegi ( Tjitrosoepomo, 1987 ).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
diperoleh hasil untuk pohon jenis Kayu arang (Diospyros macrophylla) memiliki bentuk batang bulat, kondisi
permukaan batang beralur dangkal, sistem percabangan monopodial, dan arah tumbuh batang dangkal. Sedangkan untuk
pohon jenis Tanjung (Mimusops elengi) memiliki bentuk batang bulat, kondisi permukaan
batang beralur, sistem percabangan simpodial, dan tumbuh batang dangkal.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:
1.
Pohon jenis
Kayu arang (Diospyros macrophylla) memiliki
bentuk batang bulat, kondisi permukaan batang beralur dangkal, sistem percabangan
monopodial, dan arah tumbuh batang
dangkal.
2. Pohon jenis Tanjung (Mimusops elengi) memiliki bentuk batang bulat, kondisi permukaan
batang beralur, sistem percabangan simpodial, dan tumbuh batang dangkal.
3.
Kedua jenis
pohon yang diamati yaitu pohon jenis Kayu arang (Diospyros macrophylla) dan Tanjung (Mimusops elengi) keduanya tidak ditemukan zat ekstraktif.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2005. Dendrologi. Universitas Lampung, Bandarlampung.
Tjitrosoepomo, G. 1987. Morfologi Tumbuhan. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. P.76-90.
http://id.wikipedia.org/wiki/Batang diakses pada
tanggal 02 April 2012, pukul 22.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar